BANDA ACEH| Forum Pemuda Aceh (FPA) merasa miris melihat tindakan Illiza Afdal yang memilih berbelanja di Suzuya Mall ketimbang di Pasar Aceh, yang merupakan pusat ekonomi rakyat kecil.
Ketua FPA, Syarbaini, mengungkapkan bahwa keputusan tersebut seolah mengabaikan pedagang lokal yang masih berjuang untuk bertahan di tengah persaingan pasar modern.
Menurut Syarbaini, meskipun tujuan Illiza Afdal berbelanja untuk membeli pakaian anak yatim merupakan tindakan mulia, namun tempat yang dipilih menimbulkan pertanyaan besar.
"Mengapa tidak memberdayakan pedagang di Pasar Aceh? Mengapa harus memilih mall yang lebih eksklusif dibanding pasar rakyat?" ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa para pedagang kecil di Pasar Aceh masih membutuhkan perhatian dan dukungan dari pemerintah, terutama menjelang Hari Raya.
Menurutnya, pemimpin seharusnya memberikan contoh dengan berbelanja di pasar tradisional agar perekonomian rakyat tetap hidup.
"Bagaimana perasaan para pedagang UMKM dan pedagang kaki lima yang berharap pemimpinnya memberikan dukungan? Keputusan ini sangat disayangkan, karena berlawanan dengan semangat membangun ekonomi rakyat," tambahnya.
Forum Pemuda Aceh juga mempertanyakan visi dan misi Illiza Afdal yang sebelumnya berjanji akan membangun dan mendukung UMKM. Namun, kenyataannya, justru memilih belanja di tempat yang lebih eksklusif. "Apa karena pasar tradisional panas dan tidak ada AC? Padahal di sanalah denyut ekonomi rakyat kecil berlangsung," sindir Syarbaini.
FPA berharap ke depan para pemimpin daerah lebih peduli terhadap sektor ekonomi kecil dan menengah. Menurut mereka, dukungan nyata bisa dimulai dari hal sederhana, seperti berbelanja di tempat rakyat berusaha. "Kebijakan yang pro-rakyat harus diwujudkan dalam tindakan, bukan sekadar janji," tutupnya.*
Editor : Redaksi
Social Header