Breaking News

Majelis An-Nur Banda Aceh Peringati Haul Syekh Abdurrauf As-Singkily (syiahkuala), Berikut Biografi Singkatnya

BANDA ACEH | Majelis Zikir maulid & sholawat majelis An nur Banda Aceh mengelar kegiatan peringatan Haul Syeikh Abdurrauf As-Singkily dan penutupan maulid 100 di komplek makam Syekh Abdurrauf As-Singkily (SYIAHKUALA) kecamatan syiahkuala kota Banda Aceh.

Adapun kegiatan tersebut di inisiasi oleh majelis An-Nur Banda Aceh pimpinan Habib Abdul Harris ibn Sholeh Alaydrus, yang mana kegiatan ini berlangsung pada hari Selasa, malam Rabu tanggal 24 Desember 2024 dimulai pada pukul 8 malam ba'da sholat isya dan acara ini juga terbuka kepada umum baik perempuan maupun laki-laki.

Peringatan haul & penutupan maulid 100 ini akan di hadiri oleh guru mulia AlHabib Abdullah bin Abdurrahman Almuhdor asal tarim Yaman yang menjadi penceramah pada malam puncak tersebut, 

Berikut profil :

AlHabib Abdullah bin Abdurrahman Almuhdor Salah satu Guru Besar Rubath Tarim, Yaman Al Habib Abdullah bin Abdurrahman Al-Muhdhor adalah seorang ulama besar yang lahir di Tarim, Hadhramaut, Yaman. Beliau berasal dari keluarga Alawi yang terkenal dengan keilmuannya dalam bidang agama Islam.

Habib Abdullah tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan ilmu dan kecintaan kepada agama. Ayah beliau, Al-Habib Abdurrahman bin Ali Al-Muhdhor, adalah seorang ulama terkemuka pada masanya. Dari kecil, Habib Abdullah sudah menunjukkan minat dan bakat yang besar dalam mempelajari ilmu agama.

Berikut rundown acara:

Dimulai pada ba'da sholat isya, dilanjutkan dengan pembacaan 

Ratibul hadad 

Maulid diyaulami & gasidah 

Pembacaan manaqib Syiah Kuala 

Tausiyah 

Dan ditutup dengan kenduri 

Ketua badan komunikasi pemuda remaja mesjid kecamatan Kutaraja Banda Aceh., Adi Saputra Bin Ismail saat dijumpai membenarkan akan adanya kegiatan tersebut, beliau menjelaskan kegiatan tersebut sudah berjalan sejak lama dan akan terus dilaksanakan disetiap tahunnya oleh majelis An-Nur. Bukan hanya itu saja, diantara kegiatan lain yang dilaksanakan ialah maulid 100 hari dari rumah kerumah,Dayah kedayah dan mesjid ke mesjid yang awali pada 1 rabiul awal, haul Habib Abubakar bin Husein Bilfaqih atau yang dikenal dengan Tgk Dianjong dan ziarah kubra makam ulama Auliya wa sholihin lainya yang ada di Aceh.

Peringatan Haul ini & haul haul sebelumnya juga akan di hadiri oleh para ulama, tokoh-tokoh agama, para umara dan masyarakat dari seluruh seluruh., diantaranya Tgk Abdurrahim bin Ismail atau yang dikenal Abu Muda dari Aceh besar begitu juga Habib Haikal Alatas pimpinan majelis Azzabidie dari kota Langsa Nanggroe Aceh Darussalam.

Biografi singkat (Syiahkuala)

Syekh Abdurrauf, lahir di Singkil atau Barus diperkirakan awal abad ke 17 M. Masyarakat Aceh lebih populer dengan Tgk Chiek Di Syiah Kuala, karena beliau semasa hidupnya tinggal di Zawiyah Meunara (Menara) di Kuala Bandar Aceh Darussalam.

Sedangkan gelar al-Singkili itu diberikan oleh para sarjana asing dari Eropah seiring mengkaji sejumlah karya karya emasnya pada masa-masa lampau. Nama lengkap beliau Syekh Abdurrauf bin Ali al-Jawi Al Singkili lahir di Singkil pada awal Abad ke 17 Masehi, kemudian As Singkili berangkat menuntut ilmu ke Yaman dan Haramain (Mekkah-Madinah) pada  awal era Sultanah Tajul Alam Ratu Safiyatuddin (1641 M). Jadi dipastikan ia mengetahui pertikaian yang terjadi di kesultanan antara pengikut Syamsuddin al-Sumatrani dan Nuruddin al-Raniri, karna Syekh Abdurrauf masih di Aceh pada periode Nuruddin ar-Raniri atau Sultan Iskandar Tsani.

Selama 19 tahun di Arab (1642-1661 M), ia kembali ke Aceh pada tahun 1662 Masehi dan menjadi Shayhkul Islam, jabatan di Kesultanan Aceh yang pernah disandang oleh Syekh Syamsuddin al-Sumatrani (w. 1630) dan Syekh Nuruddin al-Raniri (1637-1644 M).

Jadi ada gap (jurang) yang kosong untuk jabatan Syaikhul Islam, yaitu 7 tahun setelah Syamsuddin al-Sumatrani meninggal atau sebelum kedatangan Nuruddin ar-Raniri, dan juga + 17 tahun setelah kepulangan Nuruddin ar-Raniri. Ini disebabkan belum banyak diungkapkan oleh para sarjana sampai saat ini, karena masih sedikit para ilmuwan yang merujuk ke naskah-naskah (manuskrip) untuk mendapat data-data masa lalu. Menurut Hermansyah (filolog Aceh) jabatan syaikhul Islam dan Qadhi Malikul Adil setelah Syamsuddin al-Sumatrani wafat adalah syaikh Faiz al-Fairusi al-Baghdadi (1630-1636 M), yaitu diakhir-akhir masa pemerintahan sultan Iskandar Muda. Ini diketahui melalui naskah kuno tarekat silsilah Syattariyah Tgk Ali di Tanoh Abee.

Sedangkan Syaikhul Islam sebelum Abdurrauf Syiah Kuala adalah kemungkinan Sayf al-Rijal, namun tidak dapat dipastikan berapa lama ia di lingkungan Kesultanan. Ia ulama yang pernah mengeyam pendidikan di Aceh, Minangkabau dan India dan memenangi debat/diskusi dengan Nuruddin al-Rarini yang mengakibatkan ia kembali ke India. Informasi ini diperoleh dalam penelitian Takashi Ito melalui laporan tertulis (juga disebut mansukrip) Peter Sourij kepada delegasi Belanda tahun 1644 M.

Pada tahun 1662 M, syakh Abdurrauf Syiah Kuala yang terkenal alim, keramat, dan guru dalam tarekat Syattariyah serta ulama yang sangat dihormati resmi sebagai Syaikhul Islam. Ia dikenal melalui karya-karyanya yang spekstakuler, komprehensif dan pembawa perdamaian antar kelompok yang bertikai di Aceh, baik akibat perselisihan akidah ataupun kekuasaan.

Karya-karyanya masih dikenal hingga kini dan belum tertandingi, terutama bidang tasawuf, kalam, tafsir, dan fiqh.

Sumber : RSM
Editor    : Redaksi (Ir)
© Copyright 2022 - Asumsi Publik - Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini