Breaking News

Kisah Saifuddin Alias Abu Ringet, Eks Kombatan GAM Wilayah Batee Iliek Nyaman Profesinya Saat ini Sebagai Petani

BIREUEN | Sejarah 4 Desember 2024, Kembali mengingat kisah para pejuang Aceh yang setia untuk berperang merebut kemerdekaan memisahkan diri dari Indonesia.

Diketahui, hari tersebut merupakan langkah awal Wali Naggroe Hasan Tiroe Mendeklarasikan Perang di Gunung Halimun Pidie, bersiap untuk memisahkan diri dari NKRI, khususnya Wilayah Aceh. Di tanggal itulah, Langkah Gerakan Aceh Merdeka (GAM) bersepakat dan nyatakan perang.

Lanjut dari tahun ketahun, hingga tahun 2005 bulan Agustus, Perdamaian berlangsung ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Helsinki di Finlandia oleh masing-masing perwakilan kedua kubu yang pernah bersitegang dengan disaksikan Pimpinan CMI, Martti Ahtisaari, sebagai penengah. Delegasi Republik Indonesia, dipimpin oleh Hamid Awaluddin, sedangkan delegasi GAM, dipimpin oleh Malik Mahmud.

Sejak saat itulah, para kombatan GAM bisa kembali hidup normal dan berbaur bersama masyarakat tanpa harus membawa senjata seperti saat masa konflik sebelumnya. Sementara Pertiwi, tetap utuh dalam negara kesatuannya Republik Indonesia.

Mengenang sejarah 04 Desember 1976 - 04 Desember 2024, 48 tahun Milad GAM, 19 tahun usia perdamaian di Aceh. Para kombatan yang dulunya mengangkat senjata, sebagian dari mereka kini melibatkan diri dalam politik dan menjadi bagian dari pemerintahan eksekutif maupun legislatif daerah ini.

Sementara, sebagian kombatan lainnya memilih menjadi Pejabat, pengusaha, ASN, hingga ada pula yang mengabdikan diri dengan profesinya sebagai Petani. Seperti yang dilakukan oleh Saifuddin atau lebih dikenal sebagai "Abu Ringet" Anak dari Alm Zulkifli Mantan Pangcut.

Eks kombatan GAM Wilayah Batee Iliek Saifuddin alias Abu Ringet kelahiran Bireuen 1982 ini, memilih menjadi Petani sudah menjadi langkah tepat baginya, mengingat SDM yang ia miliki juga jauh berbeda dengan yang lain. Pekerjaan sebagai petani insyallah kami sekeluarga sudah sangat bahagia, bisa hidup nyaman tanpa ketergantungan dari pihak lain, yang sangat bahagia bagi saya, masih diberi umur panjang bisa kembali bersama keluarga dikampung untuk hidup aman, nyaman dan tentram. Ujar Saifuddin alias Abu Ringet.

Pengetahuan dan pemahaman mengenai ideologi keacehan kerap didengungkan oleh para kombatan ketika di masa konflik. Tujuannya sudah tentu mencari simpati maupun dukungan dari warga untuk perjuangan Gerakan Aceh Merdeka memerdekakan Aceh.

Sering mendapatkan pemahaman keacehan dan melihat kondisi warga yang kerap menerima penindasan selama konflik, membuat semangat jiwa muda Saifuddin Alias Abu Ringet bergelora. Ia pun membulatkan niat dan tekadnya untuk berjuang mengangkat senjata bersama kombatan lainnya melawan Pemerintah Republik Indonesia, semasa itu.

"Makanya saya tertarik dan ingin memperjuangkan Aceh ini," kata Abu Ringet, kepada asumsipublik.id

Akhir tahun 1999, tepat di Kabupaten Bireuen, Saifuddin alias Abu Ringet yang kala itu masih berusia 18 tahun lebih resmi membaur dan menjadi anggota GAM. Sejak saat itu, ia bergerilya ke dalam hutan menembus berbagai wilayah Aceh melalui jalur rimba dalam wilayah Barat kota Bireuen.

Dari Pegunungan Cot Kruet, Pinto Rimba, ia turun ke wilayah Pegunungan Bener Meriah. Bergerak lagi naik hingga ke wilayah-wilayah dalam Kabupaten Bireuen. Alhamdulillah berkat Do'a Rakyat Aceh, Kita Kembali kepangkuan NKRI dengan kesepakatan Damai antara RI Dan GAM. Semua Eks Kombatan GAM bisa berkumpul dengan kelurga kembali, sebagaimana harapan sebelumya.

Aceh Ini adalah bahagian dari NKRI, Apapun yang terjadi pada Aceh hari ini adalah, itu hanyalah bingkai sejarah dan gambaran untuk akan datang, kenapa Indonesia tidak melepaskan Aceh..? Yang namun kita berharap untuk Aceh tetap yang terbaik.*

Editor : Redaksi (Ir)

© Copyright 2022 - Asumsi Publik - Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini