ACEH SELATAN | Juru bicara pasangan calon bupati dan wakil bupati Aceh Selatan, Tengku Amran dan Akmal (Pasangan AMAL), Teuku Sukandi, menyatakan juru kampanye Pasangan IDAMAN di Aceh Selatan hanya mampu menghasut dan memfitnah asal bunyi tanpa isi.
Hal itu dikatakannya pada Minggu, 17 November 2024, menanggapi pernyataan juru kampanye Idaman berinisial "M", dalam kampanye Idaman yang dilaksanakan di Kota Fajar pada 13/11/ 2024 lalu.
Dalam kampanye yang dilaksanakan beberapa waktu lalu, masyitah mengatakan beberapa hal terkait pemerintahan Azwir dan Tengku Amran sebagai bupati dan wakil bupati Aceh Selatan periode 2019-2023.
Salah satu Jurkam Kandidat Paslon di Aceh Selatan berinisial "M" mengatakan setelah Azwir meninggal dunia, Tengku Amran tidak mengajukan wakil bupati Aceh Selatan sehingga Amran memerintah Aceh Selatan sendiri saja Tanpa wakil bupati Selanjutnya, "M" mengatakan Tengku Amran tidak lagi memberikan santunan kematian ketika dia melanjutkan pemerintahan Aceh Selatan sampai dengan masa akhir jabatan bupati Aceh Selatan di 2023.
Diketahui lebih lanjut, Teuku Sukandi mengatakan, dua hal yang dikatakan oleh Masyitah itu adalah omong kosong yang tidak berdasarkan fakta, yaitu:
"Pernyataan Jurkam Idaman yang datang dari luar Aceh Selatan hanya sekedar menebar fitnah untuk menghasut masyarakat Aceh Selatan," kata Sukandi.
Menurut Sukandi, persoalan wakil bupati yang mendampingi Tengku Amran pada tahun 2019 merupakan ranah partai pengusung dan DPRK Aceh Selatan.
"Itu diusulkan oleh partai pengusung dan dipilih oleh DPRK, tidak ada hubungannya dengan Tengku Amran," kata Sukandi.
Menurut Sukandi, posisi wakil bupati itu setiap tahun dibahas. Namun, karena kuatnya tarik menarik antar partai pengusung maka sampai akhir pemerintahan tidak ada yang bisa mengisi posisi wakil bupati.
Semestinya "M" terlebih dahulu mempelajari peta politik di Aceh Selatan sebelum datang dan berkampanye di Aceh Selatan. "Jangan menelan mentah-mentah apa yang dikatakan oleh Darmansyah, karena dia juga tidak tahu banyak tentang Aceh Selatan. Dia sibuk di birokrasi di provinsi," kata Sukandi.
Sukandi juga menentang keras pernyataan Masyitah tentang santunan kematian yang terhenti setelah Azwir meninggal dunia. Dia meminta "M", bersama para para juru kampanye Idaman lainnya, dan Darmansyah untuk menanyakan kepada partai pengusung mereka yang saat itu ada di DPRK Aceh Selatan.
Santunan kematian itu, kata Sukandi, tetap berlanjut karena hal itu adalah bahagian dari Visi Misi pasangan Azwir dan Amran (AZAM) dalam Pilkada Aceh Selatan tahun 2019.
"Rata-rata 1000 s/d 1200 santunan kematian yang diberikan pada setiap tahun anggaran di tetapkan oleh eksekutif bersama-sama dengan legislatif.
Sukandi mengingatkan silakan saja para kandidat membawa jurkam dari luar Aceh Selatan asalkan dapat memberikan pendidikan politik yang baik dan silakan saja di antara jurkam saling mengkritik asalkan sifat kritiknya korektif konstruktif
"Jangan pakai jurus kerbau yang badan saja yang besar tapi kerbau tidak dapat menggunakan otaknya secara baik, bahayanya jurkam yang memakai jurus kerbau cendrung orientasinya adalah membela siapa yang bayar karna bagi kerbau hidup hanya untuk makan Sukandi.*
Editor : Redaksi (Ir)
Social Header