TANGERANG | Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang kembali menggelar wisuda sarjana dan magister ke 49 pada Rabu 23 Oktober 2024.
Wisuda kali ini UNIS kembali meluluskan sarjana yang mahasiswanya merupakan warga binaan Lapas Tangerang.
Rektor UNIS Tangerang, Prof Mustafa Kamil mengatakan, wisuda ke 49 UNIS meluluskan 991 sarjana dan magister termasuk 45 wisuda program pendidikan di Lapas.
Program kerjasama dengan Kemenkumham salah satunya UNIS mendidik dan melatih warga binaan memperoleh pendidikan formal.
“Ada 45 mahasiswa program studi pendidikan agama, hari ini semua di wisuda, 80 persennya sudah keluar dari Lapas, jadi sebagian besar mereka sudah tidak lagi berada di Lapas,” ujarnya.
Rektor berharap kedepan kerjasama pendidikan di lingkungan Lapas dapat terus terjalin sehingga pihaknya dapat mendidik dan melatih penghuni Lapas sebelum kembali ke maayarakat.
“Kembali ke masyarakat berul-betul bisa berguna, dengan pelatihan dan bimbingan pendidikan, mudah-mudahan karakter, perilaku, pemahaman, kemampuan self performance bisa berubah, bisa beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan, dam saya harap masyarakat bisa menerima lulusan UNIS yang berasal dari warga binaan,” ungkapnya.
Ketua Yayasan Syekh Yusuf Tangerang, Dr Yus Firdaus mengatakan, pelaksanaan wisuda yang terdapat peserta didik berasal dari warga binaan Lapas bukan yang pertama kalinya dilakukan oleh UNIS Tangerang.
“Sebelumnya sebanyak 30 mahasiswa prodi hukum telah diwisuda, kali ini untuk jurusan Pendidikan Agama Islam,” ujarnya.
Yus mengatakan, kelas khusus warga binaan Lapas ini merupakan wujud nyata UNIS memberikan pembinaan dan pendidikan melalui program sarjana kepada warga binaan Lapas.
“Idenya kita ingin mereka setelah menjalani hukuman mereka memiliki soft skill sebagai bekal keluar dari Lapas,” ujarnya.
Yus menjelaskan, mahasiswa UNIS yang berasal dari warga binaan Lapas, mengikuti perkuliahan sama seperti mahasiswa lainnya. Mulai dari pembelajaran hingga penyusunan skripsi.
“Kami telah berkordinasi dengan Lapas, disediakan tempat khusus kuliah termasuk tempat bimbingan skripsi, jadi mereka tetap “stay” di Lapas,” ujarnya.
Yus berpesan kepada lulusan Unis Tangerang bahwa setelah wisuda agar terus belajar meningkatkan kemampuan diri.
“Hari ini lulus di zaman dengan perubahan cepat, saya kira ini setelah lulus bukan berarti selesai belajar karena perkuliahan yang utama gurunya alam, gurunya masalah yg mereka hadapi, perlu belajar soft skill dan membina kerjasama,” ujarnya
Kepala LLDIKTI wilayah IV Dr Muhamad Samsuri menyambut baik upaya UNIS yang menghadirkan pendidikan tinggi di lingkungan Lapas. “Ini bagus, menyambut baik karena selama di dalam Lapas mereka mendapatkan pembinaan dan pendidikan sehingga setelah keluar dari Lapas akan menjadi role model di masyarakat,” ujarnya.
Selain itu ia berpesan kepada seluruh wisudawan bahwa setelah sarjana harus menjadi role model di masyarakat. “Kalau sudah role model menjadi orang yang dicontoh berarti secara kreativitas dan kontribusi ke masyarakat bisa dicontoh,” ujarnya.
Kedua lulusan sarjana harus menjadi atau berusaha menjadi problem solver di masyarakat. “Kalau lulusan sarjana malah jadi problem maker itu artinya martabatnya tidak dapat ” ujarnya.
Lalu ketiga, esensi pendidikan pergurian tinggi adalah membangun peradaban. “Semakin tinggi pendidikan seseorang maka adabnya juga harus semakin tinggi, oleh karena itu lulusan perguruan tinggi harus menjadi insan yang beradab,” ujarnya.
Editor : Redaksi (Ir)
Social Header