Breaking News

Isnaini Husda, Sidroe Aneuk Agam Meninggalkan Kursi Legislator DPRK Demi Pertaruhan Kursi Eksekutor

BANDA ACEH | Isnaini sempat menjadi sekretaris Desa Lamteh, Ulee Kareng kemudian menjadi Keuchik Lamteh pada tahun 2007. Dan pada tahun 2013 terpilih menjadi Keuchik teladan se- Provinsi Aceh dan di undang ke Jakarta menemui Presiden SBY kala itu dan mulai 2014 bertaruh menjadi anggota legislatif dan terpilih hingga 3 kali berturut-turut menjadi anggota DPRK Kota Banda Aceh di pileg 2014, 2019 dan 2024.

Usai terpilih kembali, sempat kebingungan dan memikirkan kalau disini terus bagaimana kita memajukan daerahnya posisi di Legeslatif terbatas, hal tersebut terpanggil dengan sendirinya untuk mengambil sikap keputusan berani siap hadapi tantangan, hal ini terjadi setelah Shalat Istikharah, dengan beranikan diri fokus untuk eksekutif siap mundurkan dari anggota DPRK terpilih dan bertaruh menjadi calon Wakil Walikota Banda Aceh 2024-2029 mendampingi H. Aminullah Usman.

“sidroe aneuk agam yang berani,” tutur Royes Roeslani sebagai ketua Tim Pemenangan pasangan Aminullah-Isnaini.

Dalam penuturannya Isnaini kembali mengulang visi dan misi memimpin kota Banda Aceh, Penguatan syariat Islam, Transformasi sosial yaitu mencakup pemenuhan kebutuhan air bersih agar merata ke seluruh kota, menciptakan masyarakat yang  tangguh dan memiliki kemandirian dari segi ekonomi, transformasi tata kelola pemerintah yang bersih dan akuntable, “fokus utama menyelesaikan keluhan masyarakat, seperti air bersih dan jalan rusak,” Ujarnya.

Selain itu menambah ruang terbuka hijau agar lebih luas lagi sehingga memenuhi standar RTH di sebuah kota yang ideal.

Isnaini berkeinginan bisa bersinergi dengan seluruh elemen masyarakat dalam penyelesaian masalah kota Banda Aceh.

Mengedukasi masyarakat tentang syari’at Islam untuk meminimalisir pelanggaran syari’at Islam.

“semua dinas harus terlibat dalam penegakan syari’at Islam,” tutur Isnaini.

Membangun efektifitas anggaran sehingga bisa menyelesaikan persoalan yang tidak selesai di tahun lalu menjadi tuntas di tahun depan.

Mahyudin seorang nelayan melaporkan tentang sulitnya memperoleh minyak solar harga subsidi, dan rendahnya harga jual ikan dan bantuan nelayan apabila musibah serta mengadakan pengajian dan dzikir untuk nelayan seminggu sekali.

Menurut Isnaini bantuan yang paling bisa dilakukan oleh Pemerintah saat ini hanyalah bersifat stimulus atau rangsangan.

“zakat solusi pengentasan kemiskinan, zakat produktif untuk modal usaha, zakat solusi pembangunan,” ungkap Isnaini.

“banyak pengusaha di kota Banda Aceh tidak membayar zakatnya di Kuta Raja,” tambah Isnaini.

Sepatutnya membayar zakat lebih diutamakan yang terdekat pintu rumahnya terlebih dahulu artinya pengusaha di Kota Banda Aceh dianjurkan membayar Zakat Mal di Baitul Mal Banda Aceh. 

Sumber : Rizki Satria Manalu
Editor    : Redaksi (Ir)
© Copyright 2022 - Asumsi Publik - Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini