LHOKSEUMAWE | Pengurus besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) meneruskan estafet kegiatan pelatihan peserta yang bertujuan mengawal pemuda agar senantiasa bermartabat dan menjunjung tinggi syari’at Islam bukan hanya sekedar ‘slogan' atau ‘jargon' saja.
Di Kota Lhokseumawe HUDA melibatkan 35 Teungku-teungku pilihan yang telah melewati serangkaian rekomendasi agar bisa menjadi ‘tulang punggung' tegaknya syari’at Islam di bumi seuramoe mekkah hingga kesejukannya kembali bisa dirasakan oleh masyarakat dunia, sesuai maksud diutusnya Nabi Muhammad shalallahu’alaihi ‘alaihi wassalam kedunia untuk memberikan dampak kesejahteraan dunia dan akhirat kepada seluruh manusia.
Pj. Walikota Lhokseumawe A. Hanan, SP, MM dalam kata sambutannya sangat mengapresiasi atas terlaksananya kegiatan ini di daerah yang dipimpinnya.
“Apresiasi dan terimakasih sebesar-besarnya telah menetapkan Lhokseumawe sebagai tempat latihan,” ujarnya Jum'at (12/7) di Hotel Diana, Lhokseumawe.
Banyak sekali persoalan pemuda yang belum bisa ditangani sampai saat ini, mulai dari peredaran narkoba, pergaulan bebas, judi online, ribawi online, prostitusi online yang begitu merebak dan merusak sendi-sendi kehidupan.
“kami menemukan penggunaan narkoba di dalam rumah tangga seperti menghisap rokok, berbagi dengan keluarganya,” terang Pak A. Hanan.
Bahkan aktifitas yang akan berdampak menambah jumlah penderita penyakit Aids/HIV sudah tidak asing lagi.
“Kaum Nabi Luth ‘alaihisalam sudah ada di Lhokseumawe, “ cetusnya.
Bahkan baru-baru ini Polisi berhasil mengungkap produksi konten porno hubungan sesama jenis di Lhokseumawe.
“polisi menemukan 120 konten video hubungan sesama jenis,” uangkapnya.
Persoalan demi persoalan di masyarakat semakin kompleks dan perlu dirumuskan pemecahan solusinya.
“Kalau memang pemerintah harus mengeluarkan peraturan walikota atau qanun kepada Teungku-teungku agar memberikan masukan kepada pemerintah, kalau itu memang bisa dilakukan oleh kita kenapa tidak,” ujar Pj. Walikota Lhokseumawe.
Pak A. Hanan juga menghimbau agar Teungku-teungku dayah turun kelapangan menyaksikan peristiwa di tengah masyarakat dan merumuskannya menjadi masukan kepada pemerintah, sehingga terjadi sinergi antara umara dan ulama.
“Antara ulama dan umara harus bersatu menegakkan syari’at Islam bersama, sejauh regulasi Negara membenarkan,” ucap Pj. Walikota Lhokseumawe.
Sementara itu Pj. Walikota sangat berharap agar para peserta tidak hanya sekedar mengikuti pelatihan dua atau tiga hari tanpa tindak lanjut.
“silakan dirumuskan, saya juga akan mengikutsertakan dinas-dinas terkait untuk menyelesaikan masalah ini, tidak hanya mohon maaf mengikuti pelatihan ini dua atau tiga hari kemudian pulang lepas tanggung jawab, tidak sebatas itu,” tutur A. Hanan.
Walikota Lhokseumawe mensimulasikan agar peserta setelah ini tetap berkoordinasi memanfaatkan media sosial untuk membuat perubahan.
“setiap satu orang ajak sepuluh orang,” ujarnya.
Pak Hanan mengaku siap memfasilitasi pertemuan-pertemuan selanjutnya yang mendiskusikan persoalan-persoalan sengit di tengah-tengah masyarakat.
“persoalan apa yang mau kita selesaikan, diagendakan sebulan sekali dan evaluasi,kalau perlu tempat dan sekedar minum bisa kita siapkan,” ujarnya.
Selain itu Pj. Walikota Lhokseumawe juga menyinggung masalah keterampilan soft skill yang harus dimiliki oleh seorang kader HUDA. Boleh peternakan, pertanian dan welding.
“kemampuan kita mengolah sesuatu, keahlian yang lebih spesifik, keterampilan kita,” tuturnya.
Pak Hanan Insya Allah kedepan akan membangun program pelatihan Imam gampong untuk para pemuda, mereka akan dilatih setiap hari kecuali Sabtu dan Ahad selama dua hingga tiga bulan.
“tolong bantu program ini untuk masyarakat kita, untuk agama kita, untuk mewujudkan kota Lhokseumawe yang bersyari'ah,” ujarnya yang diamini oleh seluruh peserta training of trainer hari itu. Tutup pesan Pak Hanan selaku PJ Walikota Lhokseumawe.
Sumber : Rizki Satria Manalu
Editor : Redaksi (Ir)
Social Header